Bantul ataupun biasanya diucapkan
dengan menambahkan huruf m di depannya jadi Mbantul, itulah sebuah nama
kabupaten daerah istimewa yang berada di
sebelah tengah selatan pulau Jawa. Sebuah kabupaten dari bagian Kota yang tenar
dengan slogan pekikan Jogja Istimewa, sebuah kota yang yang popular dengan
angkringan sego kucingnya yang bisa dibeli dengan harga tak lebih dari Rp 2000.
Kota yang dikenang “katanya” sebagai kota pelajar gegara sumpah banyak banget
kampus di sini, berjejer dari tlatah kaki Gunung Merapi, hingga sebelah barat pegunungan Menoreh di wilayah
Kulon Progo.
Bagi
mahasiswa yang kuliah di Jogja, bantul kota yang ramah. Ramah banget malahan dalam hal
biaya hidup. Apalagi buat mahasiswa perantauan yang dapat uang saku lumayan
gede dan kuliah di Jogja, Bantul adalah tempat tinggal yang ideal, jauh dari
kebisingan kota Jogja, terus kalau mau cuss ke kampus disekitaran Jogja ya bisa
ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit. Buat yang hobi jalan-jalan, bantul
punya Parangtritis. Iya sebuah pantai yang sebegitu ternasyhur sampai-sampai
Didi Kempot bikin lagu tentang pantai ini.
Tapi
bagi saya, orang yang lahir, tumbuh dan berkembang di Mbantul. Daerah ini
menyimpan nanar. Nanar luka yang tak kunjung mongering. Perih banget malah. Lha
mau bagaimana, di Mbantul, kisah asmara saya sering kandas. Iya, kandas kayak
judul lagu dangdut itu. Di daerah yang terkenal “medog”nya kalau ditayangan FTV
ini 7 kali masa pacaran berakhir dengan kepiluan. Berakhir dengan label
mantan. Menjadi mantan ditinggal dengan
alasan mau fokus sekolah lah, belum di ijini ortulah, dan berbagai alasan
lainnya. Ngenes kan ?
Memang
benar kata pak menteri kita, menteri idola kita, Anis Baswedan . “ Bagi setiap
orang yang pernah tinggal di Jogja pasti setuju, setiap sudut kota Jogja itu
romantis “ . Inggih Pak memang benar. Setiap sudut kota Jogja itu romatis. Saya
sepakat pak, kotanya saja. Tapi tidak untuk kabupaten disebelah selatan kota
Jogja, Kabupaten Mbantul. Kabupaten ini penuh nanar luka kegagalan bercinta,
tentu saja buat saya, saya secara personal. Gagal bercinta 7 kali disini, perih
banget memang. Maka dari itu, saya lebih
sepaham dengan Didi Kempot.
“rasane kepengin nangis yen kelingan parangtritis
atine koyo diiris
naliko udah gerimis rebo wengi malem kemis
ra nyono ra ngiro janjimu jebul mung lamis “
atine koyo diiris
naliko udah gerimis rebo wengi malem kemis
ra nyono ra ngiro janjimu jebul mung lamis “
Saya
rasa Didi kempot punya ikatan batin yang kuat dengan saya. Sebagai mana
Parangtritis yang merupakan bagian dari Bantul, Sama-sama mewakilkan tragisnya luka
percintaan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar