Selasa, 22 September 2015

Mbantul Penuh Cerita Luka

Bantul ataupun biasanya diucapkan dengan menambahkan huruf m di depannya jadi Mbantul, itulah sebuah nama kabupaten  daerah istimewa yang berada di sebelah tengah selatan pulau Jawa. Sebuah kabupaten dari bagian Kota yang tenar dengan slogan pekikan Jogja Istimewa, sebuah kota yang yang popular dengan angkringan sego kucingnya yang bisa dibeli dengan harga tak lebih dari Rp 2000. Kota yang dikenang “katanya” sebagai kota pelajar gegara sumpah banyak banget kampus di sini, berjejer dari tlatah kaki Gunung Merapi, hingga  sebelah barat pegunungan Menoreh di wilayah Kulon Progo.
            Bagi mahasiswa yang kuliah di Jogja, bantul kota  yang ramah. Ramah banget malahan dalam hal biaya hidup. Apalagi buat mahasiswa perantauan yang dapat uang saku lumayan gede dan kuliah di Jogja, Bantul adalah tempat tinggal yang ideal, jauh dari kebisingan kota Jogja, terus kalau mau cuss ke kampus disekitaran Jogja ya bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit. Buat yang hobi jalan-jalan, bantul punya Parangtritis. Iya sebuah pantai yang sebegitu ternasyhur sampai-sampai Didi Kempot bikin lagu tentang pantai ini.
            Tapi bagi saya, orang yang lahir, tumbuh dan berkembang di Mbantul. Daerah ini menyimpan nanar. Nanar luka yang tak kunjung mongering. Perih banget malah. Lha mau bagaimana, di Mbantul, kisah asmara saya sering kandas. Iya, kandas kayak judul lagu dangdut itu. Di daerah yang terkenal “medog”nya kalau ditayangan FTV ini 7 kali masa pacaran berakhir dengan kepiluan. Berakhir dengan label mantan.  Menjadi mantan ditinggal dengan alasan mau fokus sekolah lah, belum di ijini ortulah, dan berbagai alasan lainnya. Ngenes kan ?
            Memang benar kata pak menteri kita, menteri idola kita, Anis Baswedan . “ Bagi setiap orang yang pernah tinggal di Jogja pasti setuju, setiap sudut kota Jogja itu romantis “ . Inggih Pak memang benar. Setiap sudut kota Jogja itu romatis. Saya sepakat pak, kotanya saja. Tapi tidak untuk kabupaten disebelah selatan kota Jogja, Kabupaten Mbantul. Kabupaten ini penuh nanar luka kegagalan bercinta, tentu saja buat saya, saya secara personal. Gagal bercinta 7 kali disini, perih banget memang.  Maka dari itu, saya lebih sepaham dengan Didi Kempot.
rasane kepengin nangis yen kelingan parangtritis
atine koyo diiris
naliko udah gerimis rebo wengi malem kemis
ra nyono ra ngiro janjimu jebul mung lamis “
Saya rasa Didi kempot punya ikatan batin yang kuat dengan saya. Sebagai mana Parangtritis yang merupakan bagian dari Bantul, Sama-sama mewakilkan tragisnya luka percintaan,

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar