Australia, sebuah benua yang berada di sebelah selatan
negeri kita ini (Indonesia) telah resmi bergabung dengan AFF. Nah, itu berarti
Australia berhak untuk mengikuti semua kompetisi sepak bola antara
negara-negara di Asia tenggara. Baik di tingkatan junior maupun senior. Saya
rasa semua insane yang menikmati dan mengikuti perkembangan sepak bola
internasional tak meragukan kehebatan negeri ” kanguru” ini. Negara ini
memiliki pemain pemain hebat sekelas Tim Cahill, Harry Kewell, Mark Swarzher,
Emerton dan masih banyak yang lainnya. Pemain-pemain tersebut telah melalang
buana dikancah sepak bola Eropa.
Perjalanan negeri “kanguru” ini pun begitu mempesona
untuk bergabung di level Asia Tenggara. Australia merupakan langganan Piala
Dunia dalam beberapa pergelaran terakhir. Ya, Piala Dunia setidaknya sebagai
gambaran betapa begitu hebatnya Negara sekaligus benua ini. Sebelumnya
Australia terlebih dahulu bergabung dengan AFC yaitu sebuah organisasi yang
menaungi sepak bola di Benua Asia. Australia awalnya bergabung dalam zona
“sepak bola” Oceania. Dan saya rasa
kedatangan Australia di dalam AFF akan menimbulkan gairah baru.
Kita tahu, sepakbola Asia Tenggara dalam beberapa tahun
terakhir mulai menunjukan progress yang positif. Kekuatan negara-negara di Asia
tenggara semakin merata dan kompetitif. Lihat saja bagaimana Philipina. Brunei
Darussalam, dan Timor Leste mulai menggoyah kekuatan Negara-negara penguasa
sepak bola Asia tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Apalagi
kini di tambah dengan bergabungnya Australia yang notabene kelasnya diatas
negara-negara di Asia tenggara. Menarik untuk ditunggu bagaimana sumbangsih
Australia terhadap persepakbolaan Asia Tenggara.
Ini tentunya bukan hanya tantangan secara global bagi
Asia Tenggara. Namun juga untuk Negara kita Indonesia. Jika kita tak segera
bergegas bangun dari tidur panjang akibat polemik dan konflik yang dahulu
(sekarang masih) menggerogoti sepak bola
Indonesia niscaya kita
bakal sulit
bersaing. Permasalahan intern seperti
kondisi finansial klub-klub yang berkompetisi di LPI maupun LSI yang begitu
memperihatinkan harusnya segera dapat diatasi. Hal itu menyangkut secara langsung
terhadap kualitas kompetisi. Jangan sampai kita terus tergerus arus degradasi
kualitas kompetisi.
Sekali lagi ini meruapak era dan tantangan baru untuk
sepak bola Asia Tenggara pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya. Mari
bergegas, kalau tidak kita bakal semakin tenggelam dalam nostalgia masa lalu.
Larut dalam cerita klasik kita pernah mengikuti piala dunia ketika masa Hindia
Belanda, atau cerita haru negara kita mengikuti Olimpiade Melbroune ketika
tahun 50an, Mari Bangkit!