Selasa, 27 Agustus 2013

Wiji Thukul Dan Sepak Bola Indonesia




            Tulisan ini bukan akan bercerita tentang  heroisme Wiji Thukul dalam bermain sepak bola. Karena sejauh pengetahuan saya, belum ada arsip maupun catatan yang didalam tertuang mengenai hal itu. Eits, sebelum saya bercerita lebih jauh, apakah saudara-saudara mengenal Wiji Thukul? Yang jelas beliau bukan saudara Thukul  Arwana yang menjadi comedian popular di negeri ini, walaupun memakai nama branding sama-sama Thukul.
 Oke, Saya akan sedikit bercerita tentang siapa itu wiji Thukul. Pengetahuan ini saya dapatkan beberapa bulan yang lalu melalui majalah Tempo. Wiji Thukul  adalah seorang penyair yang besar di Solo Jawa Tengah. Dia adalah seorang aktivis kritis yang gemar mengkritik rezim Orde Baru melalui puisi-puisinya dengan nada keras dan begitu menggelora. Dan inilah salah satu kutipan yang pernah dia gaungkan lewat tulisannya “ Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan disana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam aku siapkan untukmu : PEMBERONTAKAN ! “ Kalau kamu tak percaya dan kurang puas coba kamu berselancar di google dengan kata kunci Wiji Thukul.
Melalui tulisan-tulisan dia yang begitu frontal, akhirnya Wiji Thukul menjadi DPO para jendral dari Jakarta. Wiji Thukul melalui puisinya dituding telah menghasut para aktivis untuk melawan rezim Orde Baru. Akhirnya pada suatu siang di Bulan Agustus 1998, Wiji Thukul pamit kepada istrinya untuk bersembunyi dan sampai sekarang tidak diketahui kabarnya lagi. Banyak yang menduga bahwa dia menjadi korban penculikan dan pembunuhan menjelang SU MPR 1998. Sekedar FYI aja, hari ini 26 Agustus 2013 merupakan ulang tahun Wiji Thukul yang ke 50.
Lalu apa kaitannya dengan dengan sepakbola Indonesia? Tidak ada? Tunggu dulu. Masih ingat dengan kasus 11 pemain PSMS Medan yang tak digaji berbulan bulan kemudian mengadukan nasibnya ke PSSI ? Bahkan ketika hanya sekedar mengadu saja mereka malah dibilang memalukan sepakbola Indonesia oleh petinggi PSSI. Sungguh aneh! Lalu bagaimana nasib mereka kini yang pernah tidur di halaman Monas tersebut? Melalui momentum ini harusnya kita ingat dan #menolaklupa bahwa sepakbola Indonesia (PSSI) beserta sistemnya masih mendzolimi orang-orang yang menggantungkan hidupnya melalui sepakbola. Terakhir izinkan aku mengutip tulisan Wiji Thukul untuk menutup tulisan ini “ Jika kau menghamba pada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan” . Selamat ulang Tahun Wiji Thukul !