Rabu, 09 Februari 2011

mahasiswa dan dunia kampus

Peran Mahasiswa dalam Lingkungan Kampus Saat saya memulai untuk mencari hakekat mahasiswa peran mahasiswa dalam kehidupan kampus, saya mengalami kebingungan dalam membentuk konsep apa yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Di dalam kebingungan tersebut saya mengawali dengan mencoba mencari definisi tema. Peran menurut asumsi saya adalah sebuah sumbangan atau apa yang dilakukan mahasiswa tersebut. Lalu dalam hal ini lingkungan kampus saya definisikan sebagai suatu tempat atau wahana dimana seorang mahasiswa mengembangkan segala potensi baik akademis maupun non akademis guna membangun sebuah konsep intelektualitas. Jadi saya akan mencoba menulis sebuah essai tentang peran mahasiswa dalam konteks yang “idealis”. Dalam lain sisi saya pun belum menemukan peran “idealis” seorang mahsiswa dalam lingkungan kampus selama lebih dari satu tahun kuliah. Untuk yang pertama, peran tersebut tertuang dalam bidang akademik yaitu menuntut ilmu selayaknya seorang mahasiswa yang memenuhi kewajibannya. Tujuan seorang mahasiswa adalah memperoleh wawasan dari displin ilmu yang menjadi fokus kuliahnya. Secara otomatis tujuan ini menjadi sebuah pokok yang harus dijalani. Peran yang pertama ini harus mampu diaplikasikan bukan dengan sekedar titip absen guna memperoleh nilai yang bagus. Dengan ilmu yang dikuasai mahasiswa dalam bangku perkuliahan akan menjadi modal awal mahasiswa masa depan setelah lulus. Selanjutnya peran mahasiswa dalam lingkungan kampus adalah dengan meluangkan sebagian waktunya untuk berorganisasi di luar perkuliahan. Dalam proses berorganisasi ini mahasiswa akan belajar proses dalam melatih kepemimpinan atau leadership. Akan sia-sia seorang mahasiswa hanya menghabiskan waktunya untuk kuliah tanpa mencoba untuk mengembangkan kemampuan selain dalam lingkup perkuliahan. Berorganisasi merupakan sebuah pilihan dan bersifat mana suka karena antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lain berbeda. Dalam dunia kampus pun terdapat mahasiswa yang menerapkan konsep mahasiswa kupu-kupu atau kuliah pulang. Konsep seperti ini sangat merugikan. Melalui berorganisasi kita memiliki kesempatan untuk membangun link. Link tersebut akan sangat berguna dalam mencari pekerjaan suatu saat nanti. Peran yang ketiga ini saya anggap sebagai peran penting seorang mahasiswa . Mahasiswa sebagai sosial kontrol terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan civitas kampus. Disini sosok mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mengawasi atau mengkritisi segala keputusan yang dikeluarkan rektorat, dekanat, BEM, LEM, atau civitas kampus lain. Jika kampus tidak memiliki alat kontrol, maka tidak akan ada yang mengevaluasi segala kebijakan yang telah dikeluarkan. Dalam hal ini konsep ke’kritis”an akan jelas terlihat karena kepekaan mahasiswa tersebutdalam lingkungan kampis. Bukankah mahasiswa itu dibangun sebagai intelektual yang terhadap dinamika yang terjadi dalam lingkungannya. Kemudian menurut pendapat saya atau opini yang coba saya bangun tentang peran mahasiswa adalah peran dalam membentuk idealismenya yang mampu untuk disumbangkan didalam masyarakat kampus. Mahasiswa dituntut untuk memiliki sebuah idealisme yang membedakan dengan individu yang bukan mahasiswa. Mahsiswa dituntut memliki pengetahuan luas baik secara literartur mapun pengalaman. Jika seorang mahsiswa tidak memiliki idealisme tidak ada bedanya dengan tukang becak atau tukang sapu yang hanya mengenyam pendidikan SD. Di sisi lain mahsiswa dituntut memilki kemapuan untuk mepertahankan pendapatnya. Sepintas essai ini mungkin terkesan atau bahkan memang berantakan dan jauh keluar dari tema. Saya sendiri masih bingung dengan peran mahasiswa di lingkungan kampus. Maka dari itu saya mencoba untuk mencari hakekat dari sebuah peran mahasiswa dalam lingkungannya dengan mencoba bergabung menjadi jurnalis melaui proses seleksi ini. PENYEBAB DEGRADASI PERAN MAHASISWA Mahasiswa pasti akan selalu identik dengan pemuda. Peran mahasiswa dalam sejarah bangsa ini mulai memiliki posisi yang sangat penting dalam setiap proses perubahan sosial. Dalam peristiwa 1998, kita mengakui betapa superiornya kekuatan mahasiswa Indonesia mengulingkan rezim orde baru. Definisi mahasiswa sendiri adalah sosok manusia yang memiliki kemampuan intelektualitas, kreativitas, kuat dalam ideologi dan idealismenya. Dalam sisi yang sama mahasiswa memiliki integritas dan kekritisan berpikir.Kini, mahasiswa mulai kehilangan jati diri dan peran frontal mereka. Semakin kaburnya persn mahasiswa dalam periode ini merupakan akibat dari pengaruh semakin melapuknya semangat nasionalisme yang diiringi dengan menguatnya kapitalisme ala barat yang membuat pola piker agen perubahan menjadi konsumtif. Di sisi lain sosok agen perubahan ini menjadi komunitas pemuja hedonisme sesaat. Keadidayaan kapitalisme hadir sebagai hasil sumbangsih Negara yang menjadipembuka dalam menghasilkan pasar bebas di Indonesia. Mahasiswa di lingkup kampus terkesan hanya menjadi robot yang diproses untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai. Fenomena ini muncul sebagai hasil dari peraturan yang mengharuskan mahasiswa menyelesaikan studinya maksimal 7 tahun. Pengaruh dari sistem ini adalah mencetak sosok mahasiswa yang pragmatis dan hanya “memuja” hasil bukan proses. Dalam kesehariannya mahasiswa seakan tidak diberi celah untuk mengembangkan pikiran kritis mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar