Rabu, 09 Februari 2011

Nusa Jawa Silang Budaya Jilid 1

JUDUL BUKU : NUSA JAWA : SILANG BUDAYA (JARINGAN ASIA) PENGARANG : DENYS LOMBARD KOTA TERBIT : JAKARTA PENERBIT : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TAHUN TERBIT : 2005 RESENSI : Buku Nusa Jawa : Silang Budaya sebenarnya terdiri dari 3 jilid. Dalam obyek resume buku ini, saya memilih buku yang kedua dalam sub judul Jaringan Asia karena didalam esensi buku ini banyak memuat temporal abad 16 - 17. Begitu luasnya isi buku ini mendorong saya untuk mengambil bagian “ Unsur-Unsur Penggerak dalam Islam Jawa” sebagai fokus resume. Pada awalnya Lombard meminjam teori C. Geertz yang membagi tiga cakrawala dalam Islam Jawa. Geertz melakukan penelitian di sebuah desa kecil yang secara geografis dekat dengan Kediri.. Dalam penelitian tersebut Geertz mengadirkan 3 varian dalam Islam Jawa, yaitu abangan, santri, dan priyayi. Walaupun secara empiris tidak ada keabsolutan dalam 1 varian. Kaum abangan merupakan penduduk desa yang memiliki keprcayaan yang bersentuhan dengan dunia animism dan pada covernya berbadu dengan sentuhan agama islam. Kaum sendiri meupakan kaum pedagang. Definisi dan hakeat santripun selanjutnya mengalami beberapa interpretasi yang berbeda. Tatanan ibadah santri bersifat ortodoks, lebih condong pada Islam kuat dan keras. Sedangkan yang ketiga adalah golongan priyayi. Priyayi merupakan keturunan bangsawan tradisional maupun birokrat. Mereka bersentuhan dengan tradisi Hindhu Jawa, mampu mengkreasikan Islam dengan filsafat Jawa. Kembali lagi pada polemik tentang hakekat dari definisi santri. Pada interpretasi yang tegas santri didefinisikan sebagai murid madrasah atau institusi pondok pesantren. Sandri juga didefinisikan sebagai murid yang nomaden atau berpindah-pindah. Lebih uniknya lagi kata santri dalam bahasa Jawa berarti suatu kegiatan mengahmpiri tenpat kediaman pengantin wanita. Unsur pertama yang temuat dalam bab ini adalah orang laut. Orang laut merupakan komunitas masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada laut.. Mereka tinggal di pantai. Orang laut memiliki peranan penting dalam mendistribusikan beras dari pulau Jawa ke pulau lain. Orang Laut sering melakukan kontak dengan para pedagang Islam. Dalam kesempatan ini mereka mendapat pengetahuan tentang Islam dan kemudian menyebarkannya. Orang Jawa sendiri tidak memilki sejarah yang fantasstis dengan laut. Jawa lebih terkesan menyakralkan laut. Dalam pandangan Jawa, Samudera merupakan tempat yang tak bersahabat. Hal ini diperkuat dengan mitos laut selatan yang sakral. Dalam babad dijelaskan bahwa para raja Jawa lebih “senang” pergi keluar pulau dengan menggunakan kesaktiannya. Di sisi lain orang Jawa juga memiliki pengalaman berlayar yang juga mengagumkan. Mampu berlayar hingga Madagaskar dan Pati Unus memiliki perlengkapan kapal yang bagus saat menyerang Malaka pada tahun 1513. Awal masuknya agama Islam di lingkup pedagang dilaukan oleh orang laut. Secara tidak langsung pedagang mempengaruhi tumbuhnya kapitalis baru yang dipegang kalangan borjuis. Borjuis merupakan konsep yang dihadirkan barat. Di sini kalangan borjuis memiliki modal, dan melalui modal tersebut mampu melakukan pengislaman. Penyerapan buruh dari kalangan bawah inin secara esensi juga mempengaruhi religi mereka. Para buruh memelik agama islam seperti para pemilik modal yang telah memeluk Islam lebih awal. Dunia usaha tak dapat dipisahkan dari perniagaan, dunbia usaha juga tak dapat dipisahkan dengan dunia agraris pedesaan. Barang komoditas yang laku merupakan hasil pertanian dari aderah agraris pedesaan. Islam yang menyebar dari pesisir mempu melakukan penetrasi ke pedalaman karena koneksi dari penguasa pesisir dengan penduduk di daerah agraris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar