Selasa, 12 Mei 2015

ISIS, Museum, dan Cerita Pilu Peradaban


Oleh : Ganang Nur Restu (Edukator Museum Pleret dan Alumni Jurusan Sejarah UGM)
                Rabu (18 Maret 2015) menjadi sebuah cerita kelam ilmu pengetahuan. Bagaimana tidak ? Museum Nasional Tunisia  atau dikenal dengan Museum Bardo Tunis diserang pasukan bersenjata dan berseragam militer. Pada penyerangan tersebut setidaknya telah menewaskan 19 orang turis asing yang sedang berkunjung ke museum tersebut. Dan serangan tersebut terindikasi dilakukan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS).
            Museum Nasional Tunisia ini merupakan salah satu museum terpenting dan terkenal di wilayah Afrika Utara. Museum ini memiliki koleksi yang begitu lengkap. Koleksi peninggalan Roma dan Carthagian tersimpan di museum ini dan penting bagi sejarah peradaban dunia. Selain itu dalam segi pariwiasata penyerangan ini sangat mempengaruhi perekonomian Tunisia yang sebagian besar ditopang dari pemasukan pariwisata.
            Sebenarnya penyerangan terhadap situs sejarah bukan kali ini saja dilakukan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS). Sebelumnya pada awal  bulan Maret ini, tepatnya pada tanggal 8 Maret 2015 mereka merusak situs arkeologi Khorsabad di Mosul Irak. Tak cuma itu beberapa hari kemudian ISIS juga menyerang situs Nimrud yang  merupakan salah satu monumen penting yang meyimpan sejarah kerajaan Assyiria (883-859 Sebelum Masehi) . Serangan yang bertubi-tubi ini seakan- akan inhin menghapuskan ingatan masyarakat dunia akan kejayaan masa lampau.
            Museum sejatinya merupakan penjaga memori masa lampau sebuah bangsa. Romatisme masa lampau tersaji  dan terawat begitu baik di dalam sebuah museum sehingga sangat berguna untuk generasi penerus bangsa yang akan datang.  Sebagai tempat media dan wahana edukasi, disini museum memerankan  posisi yang sangat penting. Sangat disayangkan apabila museum dan situs-situs tersebut hancur dan meyebabkan generasi mendatang “amnesia” terhadap sejarahnya sendiri.
Museum di Indonesia

            Museum-museum di Indonesia saat ini sedang bergairah. Beberapa tahun yang lalu di Indonseia mulai dicanangkan Gerakan Cinta Museum yang bertujuan untuk kembali menghidupkan gelora cinta akan sejarah bangsa ini. Bahkan berpuluh-puluh tahun yang lalu Bapak Proklamator Indonsesia, Bung Karno dengan penuh semangat menggelorakan Jas Merah, Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!. Bahkan di Yogyakarta mulai digalakan sebuah program yang sudah berjalan beberapa tahun yang bernama Wajib Kunjung Museum. Program ini ditunjukan untuk pelajar-pelajr di wilayah Yogyakarta untuk bisa berkunjung ke museum-museum yang berada di wilayah Yogyakarta secara gratis dan difasilitasi kendaraan. Ini merupakan sebuah angin segar dalam menjaga romantisme masa lampau dan agar bangsa ini tidak amnesia dengan sejarahnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar