Perpindahan
Estafet kepemimpinan PSSI dari Dinasti Nurdin ke genggaman Dinasti
Djohar yang katanya akan membawa persepakbolaan Indonesia kearah
lebih baik ternyata jauh dari harapan. Hal yang sangat ironis ini
membuat para pecinta sepakbola Indonesia seakan merasa cape untuk
mengikuti maneuver maneuver para petinggi PSSI dan Kelompok yang
mengatasnamakan penyelamat sepakbola Indonesia. Yang lebih mengerikan
lagi muncul suara-suara anti simpati terhadap akrobat para petinggi
kedua kelompok tersebut, dan itu fakta yang saya rasakan di sekitar
kehidupan rakyat Indonesia.
Disini
saya memposisikan diri sebagai masyarakat awam (netral, dalam artian
bukan pendukung KPSI ataupun PSSI) yang rindu kan prestasi Timnas
Indonesia yang seakan sekarang menjadi sebuah gulungan benang kusut
yang sulit menemukan ujungnya. Hadirnya dua sistem kompetisi di
Indonesia jika dilihat dari segi atau sisi positif, harusnya menjadi
anugerah bagi persepakbolaan Indonesia. Kenapa? Hal itu secara
langsung maupun tidak langsung mengindikasikan bahwa semakin banyak
insan yang menaruh perhatian lebih terhadap persepakbolaan Indonesia.
Hal itu juga sangat menguntungkan bagi Tim Nasional Indonesia
sendiri, karena pastinya setiap liga yang bergulir disebuah Negara
bermuara pada Tim Nasional Indonesia sendiri. Bayangkan jika pemain
ISL dan IPL mampu di akomodasi untuk membela Indonesia di ajang
internasional, pasti nahkoda timnas akan memiliki banyak pilihan
dalam menggunakan amunisinya dalam hal ini para pemain dari kedua
liga.
Memang
perlu untuk berperilaku bijaksana dengan menurunkan ego masing-masing
antara kedua kubu tersebut,demi sebuah prestasi. Apakah mereka tak
malu dengan keprihatinan rakyat bangsa ini yang hanya menginginkan
sebuah prestasi bukan sebuah polemik yang bertele-tele dan tidak
jelas arahnya. Berkaca pada Negara besar yang mempunyai prestasi
menterengpun mengalami dualism liga, dan buktinya Brasil mampu
berbicara banyak di dunia. Selanjutnya menilik sedikit kebelakang
ketika tahun 1994, dimana Klub-klub perserikatan dengan klub galatama
digabung, toh hasilnya juga tidak terlalu buruk. PSSI dan KPSI
sadarlah!! Turunkan ego masing-masing dan raciklah sebuah kompetisi
yang indah secara prestasi. Kami rakyat Indonesia hanya menginginkan
satu kata yaitu PRESTASI !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar