Selasa, 19 Februari 2013

Ada Apa Dengan El Clasico?

Siapa yang tidak tahu dengan hegemoni dan dominasi Spanyol dalam dunia sepak bola? . Rasa-rasanya para penikmat sepak bola pasti memberikan anggukan tanda setuju dengan prestasi Spanyol dalam kancah Negara maupun klub. Spanyol mendominasi persepakbolaan dunia dengan meraih trophi piala dunia 2010, sebelumnya dengan skuad yang hamper sama pada 2008 negeri Matador itu telah menasbihkan diri sebagai raja benua biru. Dari segi klub siapa yang tak tahu dengan Real Madrid dan Barcelona? Dua klub asal Spanyol yang kenyang prestasi. Namun dibalik keperkasaan itu, Spanyol menyimpan bom waktu yang cepat atau lambat akan meledak. Ya, bom waktu itu bernama El Clasico.
Rasanya tidak berlebihan jika kita mengutip pernyataan Del Bosque pada harian Marca yang berbunyi sperti ini “Saya khawatir dengan pertikaian yang terjadi dengan para pemain saya selama laga El Clasico. Saya berharap itu tak akan berulang dikamar ganti timnas. Jika tidak, itu bisa merusak. Hubungan baik dikamar ganti basis sukses kami. Dari pernyataan tersebut terlihat bagaimana khawatirnya seorang peracik strategi terhadap anak asuhannya. Selama 5 tahun terakhir ini skuad di timnas Spanyol di dominasi oleh para pemain dari Real Madrid dan Barcelona. Laga El Clasico yang cenderung terkesan panas itu selalu melibatkan duel fisik antara pemain-pemain kedua kubu. Kita tarik kebelakang, berdasarkan sejarah El Clasico bukanlah sekedar pertandingan sepakbola biasa. Ada balutan sejarah politik yang begitu kompleks antara Madrid yang mewakili Spanyol sebagai entitas politik dan Catalunia sebagai wilayah pemberontak yang sparatis dan ingin berdiri sebagai sebuah entitas politik yang merdeka, di sini terlihat Barcelona sebagai media perjuangan dengan slogan khasnya yang merepresentasikan Barcelona bukan sekedar klub sepakbola tapi juga merupakan wadah perjuangan. Duel Barcelona vs Real Madrid merupakan representasi dari perjuangan kaum “bebas” melawan kediktatoran Priyayi . Hal itu merupakan alasan mendasar kenapa sosok seorang Puyol bisa bersitegang keras dengan Ramos.
Alasan lainnya adalah kedatangan The Special One ke Santiago Bernabeu menambah bara El Clasico tidak hanya panas di lapangan. Mou yang terkenal sebagai pelatih yang doyan sensasi ketika melatih Porto, Chelsea, Inter Milan, dan sekarang Real Madrid tak jarang mengeluarkan pernyataan panas kepada media sebelum laga El Clasico berlangsung. Nah, ini semakin bakal membuat timnas Spanyol terkena imbasnya. Meminjam pernyataan Bolavaganza, kali ini mungkin akan menjadi tawa terakhir Spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar