Siapa
yang tidak mengenal kota Bandung ? Pasti kalian semua kenal dengan kota yang
dimana menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota yang terkenal dengan dengan
Tim sepak bola dan walikotanya. Yah, benar. Persib Bandung dan Ridwan Kamil
memang tak bisa dipisahkan dengan Bandung. Persib Bandung merupakan tim sepak
bola nasional yang begitu populer seantero Indonesia, ketika Persib bertanding
di kandang, niscaya kota Bandung menjadi lautan yang membiru. Untuk Ridwan
Kamil sendiri siapa yang tidak mengenalnya ? walikota yang membuat Bandung kian
berwarna dengan taman-tamannya. Dari Taman Super Hero hingga Taman Lansia,
semua ada. Saya rasa Bandung menjadi kota yang memiliki ruang berinteraksi sosial
yang mumpuni.
Eh, tapi Bandung tidak hanya tentang Persib
Bandung ataupun Kang Emil,sapaan akrab Riwan Kamil. Beberapa hari yang lalu
Saya jalan-jalan plesir ke Bandung. Destinasi pertama adalah Museum Geologi.
Jika kalian berkunjung ke museum ini, buang jauh-jauh prasangka bahwa museum
itu kuno, usang, jadul, dan apalah-apalah itu. Engga percaya ? coba aja deh.
Dengan tiket yang hanya tiga ribu rupiah, kita bisa menikmati berbagai macam
koleksi bebatuan bumi yang begitu menarik untuk dijelajahi. Museum dengan
bangunan megah nan gagah yang sudah berusia ratusan tahun ini begitu interaktif
dan menarik. Permainan-permainan semacam dance floor dan simulator gempa akan
memberikan pengalaman tersendiri ketika Kita mengunjungi. Jadi, buang-buang
jauh kesan kuno yang selama ini menempel pada citra museum.
Destinasi
selanjutnya adalah Museum Pos Indonesia. Museum ini tidak terlalu jauh dari
Mueseum Geologi, jadi buat para backpacker dan yang suka jalan kaki bisa
ditempuh dengan syahdu. Penasaran dengan isinya ? hmm. Museum Pos Indonesia ini
menyimpan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan surat menyurat. Ketika Kita
masuk kita disuguhi dengan koleksi perangko yang begitu banyak. Bagi anak muda
yang lahr di era SMS, kalian bisa mengenang jaman surat menyurat yang kiranya
asing bagi kalian. So, museum ini seakan menjadi mesin waktu alat komunkasi
jaman dahulu kala.
Setelah
asyik belajar di museum, perjalanan saya lanjutkan ke Tangkuban Parahu yang
begitu terkenal dengan legenda Sangkuriang. Sangkuriang dalam kisahnya menendang
sebuah prahu hingga terbalik menjadi sebuah gunung. Menarik bukan ? Ketika
berkunjung ke obyek wisata ini kalian harus membawa jaket dan masker lho.
Soalnya suhu di Tangkuban Prahu super dingin dan bau belerang yang menyengat.
Di obyek wisata ini kita bisa melihat anggunnya kawah Tangkuban Parahu.
Setelah
asyik menikmati Tangkuban Prahu,
perjalanan bisa dilanjutkan menuju Farm House yang begitu terkenal itu. Denga
tiket masuk seharga dua puluh ribu rupiah kita bisa menikmati suasana ala Swiss
di Bandung. Tentunya kita juga bisa berselfie ria di spot yang terkenal tentunya ya “rumah Hobit”.
Eh ada yang lupa, tiket Farmhouse tersebut bisa ditukarkan dengan segelas susu
ataupun sosis. Hmm, asyik sekali dan murah lagi.
Cape
jalan-jalan,sorenya Saya berkunjung ke jalan riau yang terkenal dengan Factory
Outlet. Yup, betul. Rasa-rasanya belum ke Bandung kalau belum belanja baju-baju
karya anak negeri yang benar-benar kualitasnya tak kalah menarik dengan luar
negeri. Warung Misbar menjadi destinasi terakhir sebelum pulang kembali ke
Yogyakarta. Misbar ini di desain menarik. Warung ini mirip banget dengan
bioskop kalau sekilas di pandang dari luar. Ketika masuk, memang benar menarik
! Kapan lagi kita bisa makan makanan khas sunda sembari menonton film jadulnya,
Dono Kasino Indro. Hehehe.
Jadi
tak salah bila ada pepatah bahwa Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang
tersenyum.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar