Oleh
: G. Nur Restu (Mahasiswa Jurusan Ilmu
Sejarah UGM)
Olah raga Sepak bola telah hadir di
kepulauan Nusantara ini sejak ratusan tahun silam. Bahkan sebelum Indonesia
merdeka. Sepakbola sebagai olah raga modern mulai dimainkan di bumi pertiwi
ketika kolonialisme Belanda menancamkan kukunya pada akhir abad VIII. Pada
tahun 1894, klub sepakbola pertama kali yang muncul adalah Road-Wit atau merah putih. Road-wit
sendiri merupakan tim sepak bola yang dibentuk oleh orang-orang Belanda.
Selanjutnya , tepatnya dua tahun
kemudian di tanah Jawa Timur , tepatnya kota Surabaya berdirilah klub sepak
bola Victory. Victory adalah klub sepak bola yang didirikan oleh seorang
Belanda yang bernama John Egdar. Dia adalah siswa yang sedang menuntut ilmu di
HBS Surabaya. Semenjak itu tim-tim sepakbola kemudian bermunculan di kota-kota yang menjadi basis kekuasaan
pemerintah kolonial. Klub-klub tersebut
berbentuk bond-bond sepakbola. Kemudian disusul dengan organisasi yang
menanungi tim-tim tersebut dengan nama Nederlandsch
Indische Voetbal Bond (NIVB).
NIVB yang dalam bahasa sederhananya
adalah PSSInya pemerintahan Hindia Belanda. Kalangan yang boleh bermain sepak
bola dimonopoli oleh pemerintahan Kolonial. NIVB kemudian membuat tournament rutin di wilayah
Semarang, Surabaya, Bandung, dan Batavia (sekarang: Jakarta) setidaknya hingga
tahun 1936.
Disisi lain kelompok etnis Tionghoa
tidak mau kalah dengan pemarintah Hindia Belanda yang memonopoli olahraga sepak
bola. Sebagai etnis yang tumbuh di wilayah Hindia Belanda kala itu merasakan
ketidakadilan NIVB. Mereka akhirnya membuat perkumpulan-perkumpulan sepakbola.
Tepatnya pada tahun 1927 menyepakati berdirinya Kampion wed Strijden Tiong Hoa (CKTH). CKTH berfungsi menaungi
perkumpulan-perkumpulan sepak bola atnis Tionghoa untuk mengadakan turnamen
ataupun kompetisi. Kemudian CKTH pada tahun
1930 berganti nama menjadi Hwa Nan
Voetbal Bond. Hal itu semakin
mengokohkan persepakbolaan Tionghoa di Hindia Belanda.
Selanjutnya kalangan Bumiputera
tidak mau ketinggalan. Dengan semangat nasionalisme dan anti penjajahan,
kalangan bumi putera menggunakan sepak bola ssebagai media untuk memperjuangkan
kemerdekaan.Maka dengan itu berdirilah PSSI . Tepatnya pada tanggal 19 April 1930
di Yogyakarta. Awalnya PSSI sendiri merupakan akronim dari Persatuan Sepak Raga
Indonesia, ya memang kala itu istilah sepak raga lebih popular dari pada sepak
bola. PSSI memulainya dengan enam anggotanya yaitu Yogyakarta, Solo, Madiun,
Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Dengan begitu organisasi sepak bola Bumiputera
yang telah ada sebelumnya melebur kedalam PSSI.
Ketua PSSI yang pertama adalah Ir
Soeratin Sosrosugondo. Beliau menggelorakan semangat menentang monopoli
sepakbola yang dilakukan pemerintahan Kolonial Belanda yang tak mau
mengakomodasi eksistensi sepak bola Bumiputera.
Ya, kini memang PSSI telah berusia
matang. Usia 83 tahun yang dilalui melewati Track
yang tidak mulus. Dalam rangkaian ulangtahun yang 83 ini, PSSI telah
mengambil tema On The Track yang
filosofinya adalah bahwa PSSI telah kembali kejalan yang benar. Semoga di ulang
tahun yang ke 83 ini PSSI segera menyelesaikan PR-PRnya yang beitu banyak.
Momentum ini jangan hanya digunakan sebagai perayaan-perayaan biasa. Seperti
potong tumpeng dan makan-makan. Tapi harus digunakan sebagai tonggak
kebangkitan Macan Asia. Selamat Ulang Tahun PSSI!
Daftar
Pustaka :
Srie
Agustina Palupi, Politik dan Sepak Bola,Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar