Selasa, 19 Februari 2013

Sultan Agung dan sepakbola Indonesia

Dalam perjalanan sejarah, kita tahu bahwa Kerajaan Mataram yang diracik sedemikian rupa dan dinahkodai oleh Sultan Agung belum mampu menerobos ke”eksotik”an Papua. Tetapi kali ini Sultan Agung mampu membabat seluruh garnisun yang dikirim oleh salah satu kerajaan di wilayah Papua. Yah, peristiwa ini bukanlah sebuah peristiwa yang dicerna secara harfiah. Zaman Sultan Agung ataulah kita sebut zaman entitas Negara Mataram ala raja tenar jawa itu telah berakhir. Kini telah melebur dalam sebuah wilayah geopolitik yang disebut Indonesia, tetapi Indonesia sendiri yang telah membujuk Sultan Agung untuk menjalin konfik dengan Papua.
Konflik panas dan penuh gengsi itu dipromotori oleh pihak asing lho. Tambah runyam masalahnya ini. Eits tunggu dulu, konflik ini bukan konflik yang merongrong kedaulatan Indonesia kok, tenang. Yah, konflik panas ini tersaji dalam lanjutan liga Ti-phone –bisa dibaca divisi utama. Putaran kedua liga ini memaksa kedua belah pihak, Sultan Agung yang diwakili oleh Persiba Bantul dan Kerajaan Papua diwakili oleh Persidafon. Persidafon sendiri dipapan kelasemen dengan enjoy nangkring disinggasana divisi utama. Sultan Agung sendiri masih mengejar dengan para prajuritnya diurutan kedua, dengan etos kerja alon-alon sing penting klakon.
Pertempuran yang terjadi diwilayah nagara Mataram ini berlangsung sengit (Minggu,3 Maret 2011). Seakan para komentator makrokosmospun ikut menyaksikan lewat tetesan hujan yang membasahi bumi mataram. Dan hasil pertandingan itupun sangat mebanggakan bagi rakyat mataram. Laskar Sultan Agung yang dipimpin oleh senopati Fortune Udo mampu melucuti aliran bola tik tak mutiara hitam yang dinahkodai oleh purnawirawan sekelas Edu Ivakdalam. Mengagumkan dari menit awal hingga peluit panjang dibunyikan prajurit laskar Sultan Agung tak henti-hentinya mengeluarkan bermacam-macam jurus kanuragan . Akhirnya 3 gol mampu bersarang dijaring gawang garnisun papua. Sementara itu pasukan Papua hanya mampu mencemploskan 1 gol lewat titik putih nan keramat (penalty).
Hasil ini semakin mengkokohkan Persiba di posisi runner-up dan dengan setia menuggu kelengahan butiran mutiara hitam Dafonsoro. Selain itu hasil ini juga semakin membuka peluang Sultan Agung musim depan untuk berduel dengan tim-tim sekelas macan kemayoran, maung bandung, laskar kalinyamat atau mutiara hitam dari Jayapura kolega dari Persidafon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar