Dalam
perjalanan sejarah, kita tahu bahwa Kerajaan Mataram yang diracik
sedemikian rupa dan dinahkodai oleh Sultan Agung belum mampu
menerobos ke”eksotik”an
Papua. Tetapi kali ini Sultan Agung mampu membabat seluruh garnisun
yang dikirim oleh salah satu kerajaan di wilayah Papua. Yah,
peristiwa ini bukanlah sebuah peristiwa yang dicerna secara harfiah.
Zaman Sultan Agung ataulah kita sebut zaman entitas Negara Mataram
ala
raja tenar jawa itu telah berakhir. Kini telah melebur dalam sebuah
wilayah geopolitik yang disebut Indonesia, tetapi Indonesia sendiri
yang telah membujuk Sultan Agung untuk menjalin konfik dengan Papua.
Konflik
panas dan penuh gengsi itu dipromotori oleh pihak asing lho.
Tambah runyam masalahnya ini. Eits tunggu dulu, konflik ini bukan
konflik yang merongrong kedaulatan Indonesia kok, tenang. Yah,
konflik panas ini tersaji dalam lanjutan liga Ti-phone –bisa dibaca
divisi utama. Putaran kedua liga ini memaksa kedua belah pihak,
Sultan Agung yang diwakili oleh Persiba Bantul dan Kerajaan Papua
diwakili oleh Persidafon. Persidafon sendiri dipapan kelasemen dengan
enjoy
nangkring disinggasana divisi utama. Sultan Agung sendiri masih
mengejar dengan para prajuritnya diurutan kedua, dengan etos kerja
alon-alon
sing penting klakon.
Pertempuran
yang terjadi diwilayah nagara
Mataram ini berlangsung sengit (Minggu,3 Maret 2011). Seakan para
komentator makrokosmospun ikut menyaksikan lewat tetesan hujan yang
membasahi bumi mataram. Dan hasil pertandingan itupun sangat
mebanggakan bagi rakyat mataram. Laskar Sultan Agung yang dipimpin
oleh senopati Fortune Udo mampu melucuti aliran bola tik
tak mutiara
hitam yang dinahkodai oleh purnawirawan sekelas Edu Ivakdalam.
Mengagumkan dari menit awal hingga peluit panjang dibunyikan prajurit
laskar Sultan Agung tak henti-hentinya mengeluarkan bermacam-macam
jurus kanuragan
.
Akhirnya 3 gol mampu bersarang dijaring gawang garnisun papua.
Sementara itu pasukan Papua hanya mampu mencemploskan 1 gol lewat
titik putih nan keramat (penalty).
Hasil
ini semakin mengkokohkan Persiba di posisi runner-up
dan
dengan setia menuggu kelengahan butiran mutiara hitam Dafonsoro.
Selain itu hasil ini juga semakin membuka peluang Sultan Agung musim
depan untuk berduel dengan tim-tim sekelas macan
kemayoran, maung bandung, laskar kalinyamat atau mutiara hitam dari
Jayapura
kolega dari Persidafon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar