Yogyakarta,
23 Oktober 2012.
Sebenarnya
aku tak biasa untuk menuliskan semua aktivitas dalam goresan pena
maupun “tekanan” tombol-tombol keyboard. Tapi malam ini entah
kenapa aku sangat ingin membagi kisahku dengan kalian. Mungkin
cerita ini kalian anggap tidak penting, hehehe. Tapi tak ada salahnya
to
aku
berbagi dengan njenengan-njenengan
sekalian.
Oke tak perlu berpanjang-panjang ria aku kan segera memulainya.
Cekidoooooooooot guyyyyyyyyys. (guys merupakan kosakata yang beitu
populer ketika aku kuliah, hihihi :P)
Pagi
ini, ketika jarum jam belum menjamah pukul setengah delapan pagi. Kau
telah memarkirkan motor Honda Karisma yang konon katanya membuat
penunggangnya memancarkan karisma dirinya, (hahaha) di daerah
Piyungan. Ya, hari ini aku sengaja meninggalkan atau cuti sehari
ubtuk tidak bergumul dengan sapi-sapi mbahku. Karena hari ini kau
akan menjemput dek pacar tercintaaaaaaaaaah :* . Memang tak sperti
biasanya , hari ini kami punya niatan untuk bersilahturahmi ke Candi
UII. Memang kami berdua ini terbilang pasangan nyleneh yang punya
hobi nyeleneh pula. Dari blusukan mencari mie ayam di pelosok-pelosok
nusantara, hingga memburu trumpukan batu yang bernam candi.
Tepat
jam 8 pagi WIB, dek pacar telah sampai tak kusadari. Dia hanya sms
yang berbunyi sperti ini “Liat Barat” untuk menunjukan bahwa
dirinya telah hadir disebelah baratku, kira-kira dalam radius 7m,
hehehe. Ya, memnag tak biasa dia sms seperti itu. Malam harinya
sebelum kita ketemu, kita memang sedang ngambekan karena aku
ketiduran dan tidak membalas smsnya. Tapi yang namanya ciinttttaa,
pagi itu pun ngambenknya dia luluh setelah aku boncengin dengan Honda
karisma yang sudah paruh baya dan kadang terbantuk-bantuk dijalan.
Maklum motor rakitan tahun 2003 yang juarang banget dirumat
si empunya.
Kami
meluncur perlahan tapi pasti menuju soto langganan kami didaerah
Rejowinagun. Seperti biasa kami memesan dua soto, dua gorengan, satu
sate usus. Dan yang anehnya dek pacar Cuma memesan satu gelas teh
anget. Ketika saya tanyakan kenapa hanya memesan satu, jawabnya
sederhana : “Aku udah bawa minum sendiri “ versi bahasa
Indonesia. Eeeee ternyat ketika selesai makan the angetku tetep
diserobotnya, jadi kita romatis, minum satu gelas berdua. Xixixixi
Kenyang
makan. Kau kembali memcau karismaku menuju kampus, tepatnya disekolah
vokasi, untuk mengantar dek pacar ujian tengah semester. Sialnya
nyampe kampus aku lupa bawa KIK (semcam kartu tanda bahwa sepeda
motor boleh keluar masuk kampus UGM tanpa hatus bayar sewu).
Terpaksa kami harus parkir agak jauhan dari ruang ujian dia. Tapi tak
apalah, jika dilalui berdua teteup romantis. :P
Singkat
cerita, dek pacar udah selesai ujian dan kami langsung cabut keutara
membelah jalan kaliurang yang padat akan lalu lalang kendaraan.
Sekitar jam 11 siang, kami nyampe UII, sialnya dan gobloknya candi
itu berada di areal perpus UII dan terpampang bahwa ynag menggunakan
kaos dan sandal DILARANG MASUK !. Dan ketika itu kami memenuhi
persyaratan untuk dilarang masuk ke perpus. Soalnya kami memakai kaos
oblong bertajuk couple yang bergambar arjuna dan srikandi dan sandal
gunung merk eiger yang saya rasa bertaju couple juga. Karena niat
awal kami adalah ngreyen keduanya. Alhasil kami hanya melihat dari
luar pagar dan berphoto-photo ria dengan sedikit menyesal.
Ketika
duduk istirahat di depan pintu perpus UII, kami berngobrol-ngobrol
ria dan disepakati untuk lanjut mengunjungi candi Kalasan. Tanpa
berpikir panjang kami memacu karisma kearah kampus untuk Sholat dan
makan siang. Eitss kali ini kita gak jajan mie ayam lagi tapi
nyoba-nyoba buat jajan di Mirota Café. Dan Alhasil kami makan,
makanan yang engga biasa kami makan. Rasanya bisa dibilang lumayaaaan
lah . sushi dan chicken tempura ditemani lemontea, dan kopi panas
(neg ra salah).
Kenyang
makan kami langsung memacu si karisma kearah timur propinsi
Yogyakarta. Setelah 30 menit perjalanan kami akhitnya nyampe ke Candi
kalasan walaupun sempat geblandang
300
meter. Dengan membayar 4000 rupiah kita berdua serasa menjadi
pemiliki candi itu, lha wong sepi banget. Yang ada hanya para petugas
pembersih candi dan satu turis Thailand yang bernama seri na (kalo
engga salah sih). Dek pacar yang agak fasih berbahasa Inggris mencoba
bercuap-cuap dengan si turis, dan aku hanya bisa mengangguk-ngangguk
sok tau seolah ngerti yang mereka omongin. (padahal engga dong,
hehehe). Setelah ngobrol yang lumayan lama, naga-naganya si turis
menawarkan tumpangan mobil, tapi apa daya kami telah membawa si
karisma. Di Candi Kalasan, dek pacar begitu sangat tertarik dengan
situs candi itu. Aku rasa di lebih kritis dari pada diriku yang nota
bene anak jurusan sejarah yang konon katanya calon sejarawan. Hehehe.
Dia Tanya ini itu kepadaku dan aku berusaha menjawab sebisanya
walaupun kadang-kadang ada yang engga aku ketahui. Selesai menjamahi
candi dan berpoto-poto ria kami melanjutkan perjalanan ke candi Sambi
Sari.
Di
Candi Sari . aku begitu takjub dengan kebesaran tuhan, dimana pernah
ada sebuah musibah besar yang mampu mengubur peradaban kala itu.
Candi Sambi sari merupakan salah Candi yang menjadi korban keganasan
Merapi, candi itu sekarang seakan berada di sebuah cekungan yang
lumayan dalam. Nah disini lagi-lagi kami dibuat takjub dengan benda
yang namanya lingga yoni, hehehe. Memang sih, diesmua candi yang
pernah kita kunjungi kami selalu menaruh perhatian lebih terhadap
lingga yoni. Nah kita disini kita mendapat guide kecil alias
anak-anak yang tinggal disekitar areal candi. Ada hal yang membuat
terpana ketika anak-anak itu dengan antusias menjelaskan seluk beluk
candi. Dan mereka malah lebih hafal arca-atca yang ada di situ
daipada saya yang konon katanya sejarawan. Malu bercampur bangga.
Hehehe
Pukul
setengah 4 sore. Setelah dirasa cukup kami meninggalkan Sambi Sari
untuk pulang. Tapi dalam perjalanan pulang kita mampir kesebuah situs
yang bernama gua Sentana. Letaknya diwilayah Piyungan dan tak jauh
dari wilayah yang beberapa saat yang lalu pernah booming denga Corp
Circlenya. Hehehe. Situs ini kecil dan kurang terawatt, akses menuju
situs ini juga masih jalan yang tidak beraspal. Aku rasa ketika musim
hujan jalanan ini berubah menjadi genangan lumpur. Miris sekali.
Sesampainya disitus kami mendapati goa kecil yang lagi-lagi
didalamnya terdapat lingga yoni dengan ditemani relief arca yang
kurang nampak jelas. Tapi aku rasa situs ini tidak diperhatikan oleh
pemerintah. Mengenaskan.
Disini
pula perjalanan memburu candi pada hari ini berakhir. Kami memacu si
Karisma perlahan tetapi pasti menuju Piyungan dan kembali pulang
kerumah masing-masing. Kami harap dilain waktu bisa menjamah
candi-candi lain di sekitar Nusantara dan bisa berbagi melalui
tulisan. Amien. :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar