Rabu, 02 Februari 2011

Tragedi ”Cina” di ranah Batavia

Kehadiran orang-orang Cina sebagai pedagang di Indonesia sudah ada selama berabad-abad. Sejak awal tahun 1619, orang Cina telah hadir di Indonesia.Mereka sebagian tinggal dan menetap di Batavia.Orang yang berasal dari Asia timur tersebut memiliki keahlian dan ketrampilan dibidang perdagangan, para pekerja yang terampil sebagai penggiling teh dan pengusaha toko. Pada tahun 1740 terdapat kurang lebih 2500 rumah atau tempat tinggal orang Cina di daerah tembok Batavia, sedangkan jumlah orang Cina di kota itu dan daerah sekitarnya ditaksir tidak kurang dari 15000 jiwa. Jumlah tersebut merupakan 17% dari total penduduk di Batavia lebih dari itu. Mereka hebat dalam bidang berdagang dan industri. Keahlian itu membuat Heeren XVII di Amsterdam Belanda mengagumi kehebatan orang-orang Cina. Para pedagang dari ranah Eropa mengakui kehebatan itu, termasuk pedagang dari Arab. Penduduk lokal memiliki pandangan yang berbeda dengan Heeren XVII. Penduduk kota Batavia dan orang Eropa sangat tidak menyukai keberadaan penduduk Cina, cenderung curiga dan merasa kurang nyaman dengan kehadiran mereka di Batavia. Orang-orang Cina merupakan pesaing di bidang perdagangan. Oleh karena itu perlakuan penduduk lokal dan orang-orang Eropa terhadap kaum Cina menjadi kejam. Perlakuan itu membuat terjadinya gesekan-gesekan kecil dengan orang-orang Cina, dan mulai memanas pada 1722. Meskipun terjadi gesekan dan konflik di kota Batavis, populasi penduduk Cina tetap bertambah pesat, karena kehadiran mereka yang semakin banyak, membuat VOC memberlakuan sistem ”kuota” untuk membatasi imigran-imigran dari negeri tirai bambu tersebut. Namun, hal itu tidak berjalan semestinya karena para kapten kapal Cina melakukan penyuapan terhadap para pejabat VOC yang korup. Pertambahan yang pesat itu membuat populasi mereka menjadi meningkat tajam. Akibat dari bertambahnya ”Cina” di Batavia, banyak dari mereka yang tidak mendapat pekerjaan dan sebagian dari mereka bergabung dengan komplotan-komplotan penjahat di sekitar Batavia. Kegiatan komplotan itu sangat meresahkan penduduk sekitar Batvia Perasaan saling curiga antara penduduk lokal yang di dukung oleh VOC mulai memuncak pada bulan Oktober 1740. VOC mendapat bukti-bukti bahwa orang-orang Cina akan melakukan pemberontakan. Pemberontakan tersebut akan ditujukan terhadap VOC. Kabar tersebut membuat VOC dan penduduk lokal geram. Sedangkan orang-orang Cina yang bekerja di kapal VOC mendapat informasi bahwa mereka akan dibuang ke laut Jawa saat bekerja. Pada tanggal 7 Oktober 1740 memuncaklah konflik tersebut. Gerombolan orang Cina di luar kota melakukan pemberontakan dan membunuh orang-orang Eropa. Hal itu membuat khawatir VOC. Penduduk pribumi berspekulasi bahwa orang Cina di dalam kota juga melakukan pemberontakan, sehingga diberlakukan jam malam. VOC juga melakukan penggeledahan di rumah-rumah orang Cina untuk mencari senjata. Hal ini membuat mereka merasa terintimidasi hingga akhirnya timbul perlawanan besar-besaran. Alhasil karena tidak berimbangya kekuatan antara kedua belah pihak warga Cina banyak menjadi korban pembunuha. Sekitar 10.000 nyawa melayang. Pelaku pembantaian tesebut adalah orang-orang Eropa dan penduduk lokal. Sedangkan yang mencoba melarikan diri dan tertangkap, kepalanya dipenggal di alun-alun kota Batavia. Tidak hanya itu, perkampungan orang-orang Cina didalam dan diluar Batavia dibakar selama berhari-hari. Kekerasan itu baru bisa berhenti setelah VOC memberikan uang premi agar serdadu Belanda kembali pada rutinitasnya. Banyak penduduk Cina yang berhasil melarikan diri. Mereka yang selamat dari pembantaian Batavia lari kearah timur. Sebagian besar menuju semarang untuk menyelamatkan diri. Orang Cina berusaha untuk kembali memulai kehidupan dari nol lagi. Mereka mempergunakan apa yang ada untuk bekerja dengan bantuan penduduk Cina yang telah terlebih dahulu tinggal di daerah itu. Dengan cepat penduduk Cina kembali mampu menunjukan kehebatannya dalam bergadang walupun dihantui rasa trauma pembantaian di Batavia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar