Rabu, 02 Februari 2011

ketika sepatu pun menjadi sarana pencitraan

Kelengkapan sandang manusia tidak akan lengkap jika tanpa dihadirkan penutup kaki (baca: sepatu). Bagian sandang manusia yang lebih terkesan minim ini mungkin secara umum kurang diperhatikan, namun dibalik bentuknya yang minim ini sepatu menyimpan banyak citra. Sepatu memiliki fungsi sebagai pembeda strata pada masa kolonial Belanda. Bangsa Eropa menggunakan sepatu sebagi media pencitraan selayaknya pakaian. Hal ini senada dengan kutipan perkataan hakim Inggris di Upper India “Bangsa-bangsa memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan kami adalah mebiarkan kepala kami terbuka sedangkan kebiasaan anda mebiarkan kaki terbuka sebagai tanda hormat (cohn. 1989:335). Dalam hal lain kaum mardjiker, keturunan bekas budak, dan kaum kristiani mengenakan kemeja , topi, dan celana panjang tapi tanpa mengenakan sepatu. Hal yang ini juga sebagai indikasi bahwa dalam intern masyarakat Eropa pun masih adanya pembedaan penggunaan sepatu sebagai pembeadaan strata sosial. Di dalam dinamika masyarakat pribumi sendiri hirarki kolonial mengenai pakaian juga dicerminkan melalui alas kaki. Para rakyat kecil yang tidak memiliki kedudukan dilarang memakai alas kaki dan harus selalu bertelanjang kaki, sedangkan kepala desa di Bali selatan pada tahun 1920an di perkenankan untuk menikmati keistimewaan memakai alas kaki. Kemudian anak-anak Keturunan Belanda diwajibkan menggunakan sepatu untuk mebedakan mereka dengan anak pribumi. Hal ini merupakan suatu refleksi sistem diskriminasi yang telah diformat oleh Belanda. Pengecualian muncul ketika seorang pribumi memilki aliansi kuat dengan pemerintah kolonial maka mereka malah diwajibkan memakai sepatu. Hal yang lebih ekstrim terjadi pada periode tahuan 1960an keika heboh hegemoni PKI sedang mecapai titik klimaksnya. Sepatu menjadi benda yang sangat berbahaya, ketika penduduk sipil dan civitas akademika universitas yang memakai sandal selalu dikaitkan dengan PKI. Sangat ironis bahwa karena memakai sandal seseorang dapat “diciduk”. Hal ini semakin menunjukan bahwa sepatu memiliki suatu nsur pencitraan yang sangat mencolok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar