Rabu, 09 Februari 2011

.KERAJAAN ACEH (1607 – 1636) ZAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA

Buku Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang di tulis D. Lombard pada awal karirnya berfokus pada pembahasan tentang pemerintahan Sultan Iskandar Muda, menggunakan bukti atau sumber – sumber Melayu setempat (Bustan Al – Salatin, Hikayat Aceh, Adat Aceh, dan lain - lain ). Di samping sumber –sumber dari dalm negeri, Dia juga menggunakan sumber darikesaksian para musafir yang di Aceh pada masa itu, terutama musafir dari Eropa. Pada awal abad ke-17, Penguasa terbesar dari raja – raja Aceh lainnya menduduki singgasana pemerintahan kerajaan Aceh.Beliau adalah Sultan Iskandar Muda.Sultan iskandar Muda membentuk pemerintahan tirani yang telah terbukti sukses dan membawa Kerajaan Aceh dalam masa kejayaan dan keemasannya. Aceh menjadi kerajaan paling kuat di nusantara bagian barat. Hal itu didasarkan pada kekutan militer Kerajaan Aceh yang sangat kuat. Pada tahun 1612 Aceh berhasil merebut Deli,dan mampu merebut Aru pada tahun 1613. Aceh juga mampu mengalahkan Johor dan kongsi dagang Belanda (VOC). Tetapi usaha Sultan Iskandar muda menguasai Johor secara permanen mengalami kegagalan. Kemudian Johor membentuk persekutuan denganPahang,Palembang,Jambi,Indragiri, dan Siak untuk melawan Aceh. Pada tahun – tahun selanjutnya Garnisun Aceh berhasil di pukul mundur oleh Portugis (1929). Kerajaan Aceh di masa Sultan Iskandar Muda memnang mengalami masa keemasannya, tetapi sebenarnya memiliki pondasi yang sanat rapuh karena tekanan daerah pesisir yang ingin memberontak. Hubungan antara kota dengan denagn pedalaman kurang baik,pedalaman merupakan daerah penting penyuplai pasukan pangan dan mendukung proses perluasan wilayah. Kemunduran Kerajaan Aceh juga disebabkan oleh sikap Sultan Iskandar Muda tang menumpuk kekayaan untuk diri sendiri. Pada tahun 1636 Sultan Iskandar Muda digantikan Sultan Iskandar Tsani yaitu putera mahkota dari Kerajaan Pahang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar